Rabu, 13 Mei 2009

DM(Diabetes Melitus)

D M{diabetes melitus}

Olahraga secara rutin penting bagi kesehatan dan kebugaran tubuh. Namun bagaimana penjelasan detailnya bagi para penderita diabetes melitus?

Manfaatnya :
Menurunkan kadar glukosa darah dan mencegah kegemukan.Pada keadaan istirahat, metabolisme otot hanya sedikit membutuhkan glukosa sebagai sumber energi. Tetapi saat berolah raga, glukosa, dan lemak akan merupakan sumber utamanya. Setelah berolahraga selama 10 menit, dibutuhkan glukosa 15 kalinya dibanding pada saat istirahat.
Membantu mengatasi terjadinya komplikasi (gangguan lipid darah / pengendapan lemak di dalam darah, peningkatan tekanan darah, hiper koagulasi darah / penggumpalan darah)

Pada penderita diabetes melitus tipe I, karena produksi insulin yang terganggu / tidak ada, maka olah raga tidak begitu besar mempengaruhi kadar gula darah, tetapi keuntungan yang lainnya adalah mengurangi resiko penyakit jantung, gangguan pembuluh darah perifer. Perlu diwaspadai pada yang mengalami defisiensi insulin yang berat, dengan berolah raga akan menyebabkan gangguan metabolik yang lebih berat (terjadi hiperglikemia dan keracunan keton di darah).

Pada penderita diabetes melitus tipe II, latihan jasmani berperan utama dalam pengaturan glukosa darah. Pada penderita diabetes melitus tipe II, produksi insulin tidak terganggu tetapi masih kurangnya respons reseptor pada sel terhadap insulin (resistensi insulin), sehingga insulin tidak dapat membantu transfer glukosa ke dalam sel. Pada saat berolahraga, permeabilitas membrans terhadap glukosa meningkat pada otot yang berkontraksi sehingga resistensi insulin berkurang, dengan kata lain sensitivitas insulin meningkat. Hal ini menyebabkan kebutuhan insulin berkurang. Respons ini bukan merupakan efek yang menetap atau berlangsung lama. Respon ini hanya terjadi setiap kali melakukan berolahraga.
Sebelum berolahraga, disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan (medis) dan faal (kebugaran) terlebih dahulu pada dokter untuk mengetahui tingkat kebugarannya dan kondisi metaboliknya.

Berolahraga tidak sembarangan dilakukan. Beberapa perinsip dalam berolahraga :
Frekwensi latihan hendaklah dilakukan secara teratur.
Intensitas : ringan dan sedang yaitu 60 – 70 % MHR (maximum Heart Rate). Rumusnya : 220 – umur. Contoh: Jika Anda berusia 50 thn, target heart rate (THR) Anda adalah 60% MHR, maka melakukan olah raga denyut nadinya sebaiknya mencapai 60% X (220 -50 ) = 102 kali / menit.
Durasi dalam berolahraga adalah selama 30 hingga 60 menit.
Jenis olahraga yang dilakukan hendaklah tidak terlalu berat, seperti jalan, jogging, berenang, bersepeda.

Urutan kegiatan yang dilakukan :
Pemanasan (warm – up), lamanya 5 – 10 menit, bertujuan untuk menaikkan suhu tubuh, meningkatkan denyut nadi mendekati intensitas latihan, mengurangi kemungkinan cedera.
Latihan inti (Conditioning), lamanya 20 menit, diusahakan denyut nadi mencapai THR (target Heart Rate). Bila dibawah THR maka latihan tersebut tidak bermanfaat. Dan bila berlebih akan menimbulkan resiko yang tidak diinginkan.
Pendinginan (cooling down), lamanya 5 – 10 menit, bertujuan untuk mencegah penimbunan asam laktat di otot sehingga menimbulkan nyeri di otot, atau pusing sebab darah masih terkumpul di otot yang aktif. Bila jogging, pendinginan sebaiknya tetap jalan. Bila bersepeda sebaiknya tetap mengayun tanpa beban.
Peregangan (stretching), bertujuan untuk melemaskan dan melenturkan otot-otot yang masih teregang, ini penting sekali untuk diabetesi usia lanjut.


Diabetes Melitus (DM) disarankan melakukan aktivitas fisik dengan berolahraga. Pada tahun 1992, sebuah penelitian menyimpulkan risiko DM akan berkurang 23-42% pada laki-laki yang melakukan olahraga 1 sampai 5 kali dalam seminggu dengan intensitas sedang.Penderita DM meningkat pesat akibat perubahan gaya hidup. Tahun 1988 WHO memprediksikan penderita DM akan meningkat 120% dalam kurun waktu 30 tahun dari tahun 1995 sampai 2025. Kenaikan tertinggi 170% terjadi di negara berkembang. Di Indonesia diperkirakan jumlah penderita DM akan menjadi 12 juta pada tahun 2025.Maka penderita DM disarankam memilih olahraga yang digemari. Sebaiknya jenis aerobik seperti berjalan, joging, bersepeda, berenang, dan senam. Frekuensi 6 kali seminggu dengan intensitas 50-70% Denyut Nadi Maksimal selama 30-45 menit per yang dilakukan secara bertahap dan teratur sangat baik untuk penderita DM. Jika penderita DM tidak pernah berolahraga dimulai dengan berjalan lambat selama 5 menit dan dinaikkan secara bertahap.Pada setiap sesi latihan, disarankan memulai olahraga dengan pemanasan, peregangan, serta mengakhiri dengan pendinginan selama 5-10 menit. Sebagai pelengkap, angkat beban dapat dilakukan dengan menggunakan beban yang ringan 2 sampai 3 kali per minggu dengan pengulangan 12 sampai 15 kali. Setiap pengulanganan angkat beban per satu setnya 1 sampai 2 set yang dilakukan secara bertahap.Penderita DM dianjurkan berolahraga pada pagi hari dan 1 sampai 2 jam setelah makan. Kadar Gula Darah (KGD) sebaiknya diperiksa sebelum dan setelah berolahraga pada setiap 20-30 menit jika olahraga berlangsung lama.Jika sebelum olahraga KGD di bawah 100 mg berarti KGD rendah (hipoglikemi). Oleh karena itu, penderita DM dianjurkan untuk makan makanan ringan yang mengandung 15-30 gram karbohidrat. Namun, bila penderita DM tipe 2 dengan KGD di atas 250 mg atau penderita DM tipe 1 dengan KGD di atas 200 mg sebaiknya olahraga ditunda dulu.

  • Manfaat berolahraga bagi penderita DM adalah:
    Menurunkan resiko penyakit jantung
    Mengurangi berat badan bagi yang berat badannya berlebih
    Menstabilkan KGD
    Memperbaiki profil lemak
    Memperkuat rasa kebersamaan (bila dilakukan pada kelompok olahraga DM)
    s today)


Jika kadar glukosa (gula darah) seorang penderita kencing manis tetap tinggi, akan menimbulkan berbagai komplikasi pada berbagai organ tubuh, salah satunya akan mengganggu sirkulasi darah ke otak sehingga bisa mengibatkan terjadinya stroke, bahkan bisa berakhir dengan kematian. Kriteria diagnostik DM menurut PERKENI 2006 atau yang dianjurkan ADA (American Diabetes Association) yaitu bilatredapat salah satu atau lebih hasil pemeriksaan gula darah dibawah ini:
1. Kadar gula darah sewaktu (plasma vena) lebih atau sama dengan 200 mg/dl
2. Kadar gula darah puasa (plasma vena) lebih atau sama dengan 126 mg/dl
3. Kadar glukosa plasma lebih atau sama dengan 200 mg/dl pada 2 jam sesudah beban glukosa 75 gram pada tes toleransi glukosa oral (TTGO).

  • Latihan Jasmani
    Manfaat latihan jasmani pada lansia:
    · Dapat meningkatkan sensitivitas insulin
    · Memperbaiki kesegaran kardiovascular
    · Memperkuat otot dan tulang
    · Mengurangi obesitas
    · Memperbaiki kadar gula darah
    · Mengurangi kebutuhan obat
    · Memperbaiki problem psikososial



Olahraga diabetes Selain memperhatikan pola makan sehari-hari, penderita harus melakukan latihan fisik. Pada prinsipnya olahraga bagi penderita diabetes tidak berbeda dengan yang untuk orang sehat. Juga antara penderita baru atau pun lama. Olahraga itu terutama untuk membakar kalori tubuh, sehingga glukosa darah bisa terpakai untuk energi, dengan demikian kadar gulanya bisa turun.
“Saya punya banyak pasien diabetes. Hanya dengan latihan olahraga mereka sanggup hidup seperti orang-orang sehat tanpa obat,” papar dr. Hario Tilarso. Lebih baik menyembuhkan secara alamiah, itu prinsipnya. Kalau dengan latihan, gula darahnya bisa turun, mengapa harus dengan obat. Obat baru diberikan kalau penurunannya alot sehingga dikhawatirkan timbul komplikasi macam-macam.
“Pengalaman saya menunjukkan, orang-orang yang tidak tergantung insulin, bisa turun kadar gulanya hanya dengan exercise. Bahkan, ketika menghadiri pesta, penderita diabetes bisa makan banyak. Tapi, besoknya dia harus lari untuk membakar kalori yang telah masuk,” katanya.Penderita diabetes yang telah lama dikhawatirkan bisa mengalami arterosklerosis (penyempitan pembuluh darah). Namun, dengan berolahraga timbunan kolesterol di pembuluh darah akan berkurang, sehingga risiko terkena penyakit jantung juga menurun.
Menurut dokter olahraga di Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat (BKOM) DKI Jaya ini, sebaiknya jenis olahraga bagi penderita diabetes dipilih yang memiliki nilai aerobik tinggi, macam jalan cepat, lari (joging), senam aerobik, renang, dan bersepeda. Jenis olahraga lainnya, tenis, tenis meja, bahkan sepakbola, pun boleh dilakukan asal dengan perhatian ekstra.
FID (frekuensi, intensitas, dan durasi) olahraga bagi penderita diabetes pada prinsipnya tidak berbeda dengan yang diterapkan untuk orang sehat. Frekuensi berolah raga adalah 3 – 5 kali seminggu. “Sebaiknya, dipilih waktu yang tepat karena panas matahari bisa membakar kalori lebih banyak. Ini berbahaya karena bisa menyebabkan hipoglikemia, kekurangan gula darah,” jelas dr. Hario.Cuma, penderita yang menggunakan suntikan insulin harus hati-hati. Harus diperhatikan waktu puncak kerja insulin yang disuntikkan. “Jangan sampai saat puncak insulin bekerja, penderita berolahraga. Saat itu kadar gula darah akan banyak turun. Kalau ditambah latihan, bisa tambah turun lagi, bisa kena hipoglikemia,” katanya.
Jadi, insulin yang digunakan harus diketahui dulu kerjanya, short acting atau long acting. Biasanya, berdasarkan kondisi penderita, dokter menentukan jenis insulin yang diberikan. Nah, jadwal olahraganya disesuaikan dengan kerja insulin itu.Intensitasnya berkisar 60 – 75% DSM (denyut nadi maksimal, yang perhitungannya 220 – umur dalam tahun). Durasinya kira-kira 60 menit setiap kali berolahraga pada zone latihan. Untuk penderita diabetes yang berbadan gemuk, durasinya bisa ditambah, misal 90 menit. “Dengan penambahan lama latihan, tidak cuma gula darah yang berkurang, lemak tubuh pun ikut dibakar,” tutur dr. Hario.
Latihan beban juga dianjurkan untuk penderita diabetes. “Di samping memelihara kadar gula darah, penderita juga memelihara massa ototnya agar ototnya tetap kokoh, sehingga bisa tetap produksi seperti yang lain,” katanya.
Khusus yang sudah sangat parah, misalnya saraf kakinya sudah terganggu, dipilih olahraga yang ringan dan tidak terlalu banyak serta keras benturannya. Misalnya bersepeda. Itu pun harus hati-hati, terutama kalau sudah sampai terjadi retinopati diabetik (gangguan retina mata), karena kemungkinan terjadinya perdarahan sangat besar. Bila penyakitnya lebih parah, misalnya dengan kadar gula di atas 400 yang tak memungkinkannya bergerak aktif, penanganannya lebih diserahkan pada dokter penyakit dalam. “Pilihannya memang agak sulit. Kita harus bekerja secara interdisiplin. Jadi, yang bisa berolahraga hanya mereka yang betul-betul masih aktif, tidak ada keterbatasan pada musculuskeletal, tidak ada atritis, dan keterbatasan lainnya.”
Sedangkan penderita diabetes berbadan gemuk, jenis olahraganya dikombinasikan dengan latihan untuk obesitas. “Biasanya, lamanya tidak satu jam, melainkan dua jam misalnya. Maksudnya, supaya pembakarannya lebih banyak, gula darahnya turun, dan lemak tubuhnya berkurang. Kalau dia betul-betul menuruti aturan, semuanya tidak masalah,” katanya.
Dalam melakukan olahraga, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Kadar gula darah penderita saat melakukan olahraga harus berada pada kisaran 100 – 300 mg/dl. “Lebih dari 300 mg/dl dikhawatirkan terjadi ketosis (kelebihan keton dalam jaringan), misalnya. Penderita dengan kadar gula yang terlalu rendah juga dilarang melakukan latihan. Sementara jika kadar gulanya sudah normal lalu melakukan olahraga, ditakutkan malah terjadi hipoglikemia.” Supaya aman, katanya, penderita harus berolahraga bersama orang lain. Kalau ada apa-apa, ada yang bisa membantu.
Penderita diabetes sebaiknya juga berbekal sedikit makanan atau minuman yang manis-manis. Boleh roti manis, permen, teh manis. “Kalau kepala sudah mulai melayang, langsung saja makan atau minum bekal itu secukupnya. Juga bila keringat dingin sudah mulai keluar. Kepala melayang dan keringat dingin itu menunjukkan gula darahnya sudah turun berlebih,” papar Hario.
Pada penderita diabetes, kalau kebanyakan gula bisa menimbulkan hiperglikemia dan ini bisa membuat keracunan. Tapi ini efeknya lama. Yang cepat pengaruhnya dan bisa menimbulkan kematian justru hipoglikemia.
Mereka yang memilih jenis olahraga yang memerlukan waktu lama, macam tenis lapangan atau sepakbola, sebaiknya setiap 30 menit mengkonsumsi glukosa (makanan atau minuman manis). Dengan cara itu kadar gula darahnya bisa dijaga agar tidak terlalu turun. Yang perlu diperhatikan pula saat berolahraga adalah cuaca. Pada cuaca sangat panas, penyerapan insulin banyak sekali. Berarti gula darah lebih terserap lagi.Menjaga kebersihan dan kesehatan kaki juga penting dalam berolahraga. Ketika sedang joging atau jalan, kaki akan bergesekan dengan sepatu. Karena itu, kaus kaki yang dikenakan harus bersih. Sepatu pun harus yang lunak bagian dalamnya untuk menghindari lecet. Pakailah sepatu sesuai penggunaannya.Dengan rajin berolahraga ditambah mengatur menu makanan serta mengontrol kadar gula darah secara teratur, komplikasi akibat diabetes dapat dihindari.
Sumber : http://www.indomedia.com/Intisari/1999/juli/diabetes.htm
Menurut studi-studi tersebut, olahraga meningkatkan sensitifitas insulin sehingga ambilan glukosa darah meningkat dan otomatis kadar gula darah berkurang.Olahraga yang bisa dilakukan ada beberapa macam. Olahraga ringan yaitu berjalan kaki selama 30 menit, olahraga sedang adalah jalan cepat selama 20 menit, dan olahraga berat adalah jogging. Tentu saja tidak semua olahraga ini boleh dilakukan oleh setiap penderita karena stadium penyakit mereka belum tentu sama. Dengan intensitas latihan 3-4 kali seminggu, terbukti HbA1c, yaitu penanda diabetes kalau kadarnya lebih dari 7 %, dapat turun sampai 20 %. Penurunan terbaik dihasilkan pada kelompok penderita diabetes ringan dan kelompok resisten insulin, yaitu penderita yang insulin dalam tubuhnya telah resisten terhadap glukosa, yang telah mengubah gaya hidupnya menjadi gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat yang dimaksud di sini yaitu pengaturan pola makan yang sesuai kesehatan.Penderita diabetes yang tidak diterapi dengan baik dapat terkena penyakit jantung koroner (PJK). Tapi dengan olahraga secara teratur, faktor resiko PJK yaitu hiperinsulinemia, hipertensi, kelainan metabolisme seperti hipertrigliseridemia, HDL rendah, LDL dan FFA tinggi dapat diatasi. Dengan demikian, potensi terjadinya PJK ini dapat dikurangi.Pada diabetes tipe 2 dapat terjadi gangguan aktifitas fibrinolis. Dengan olahraga aerobic (aerobic fittness) secara teratur, terbukti gangguan aktifitas fibrinolisis dapat diperbaiki. Akan tetapi, mekanisme yang mendasari hubungan ini belum bisa dijelaskan.Pengaruh lain olahraga terhadap diabetes yaitu dapat menurunkan berat badan pada penderita diabetes yang pada umumnya memang memiliki tubuh yang gemuk. Menurunnya berat badan ini terutama berkaitan dengan perbaikan dari metabolisme tubuh dan pemakaian lemak tubuh secara berlebihan pada saat olahraga.Yang menarik dari pengaruh olahraga ini yaitu bahwa ternyata olah raga dapat juga mencegah atau menunda manifestasi diabetes pada orang yang belum menderita tetapi mempunyai resiko tinggi terhadap diabetes tipe 2 di masa depannya. Salah satu contoh orang yang beresiko tinggi ini adalah orang yang punya turunan penderita diabetes.Memang tak bisa dipungkiri bahwa olahraga pada penderita diabetes dapat pula berdampak buruk. Olahraga ternyata dapat pula menyebabkan penyakit-penyakit yang justru ingin dihindari tadi. Akan tetapi itu hanya terjadi kalau dalam melakukan aktifitas olahraga keadaan fisik tubuh tidak diperhatikan . Karena itulah, diperlukan evaluasi awal sebelum berolahraga.Evaluasi awal sebelum olahraga sangat penting. Tujuannya adalah menemukan berbagai komplikasi yang ada yang dapat menjadi pemicu timbulnya cedera atau dampak buruk waktu berolahraga. Selain itu, evaluasi juga diperlukan untuk mengetahui ragam dan dosis olahraga serta perlu tidaknya pengawasan saat melakukan olahraga pada individu tertentu.Untuk penderita yang telah diketahui menderita penyakit jantung koroner, hendaknya olahraga dilakukan di bawah bimbingan seorang supervisor yang akan menilai dampak yang mungkin timbul seperti kelainan irama jantung atau kelainan lain yang mungkin terjadi akibat iskemia atau kekurangan oksigen pada saat berolahraga.Bagi penderita yang telah diketahui menderita kelainan mata (retinopati), dianjurkan untuk menghindari olahraga berat yang bersifat anaerobik atau membutuhkan banyak oksigen seperti joging. Hal ini disebabkan karena olahraga ini dapat menimbulkan perdarahan retina (vitrous bleeding), atau timbulnya robekan retina (traction retina detachment).Untuk diabetes yang disertai kelainan ginjal (nefropati) , tidak diketahui apakah juga memerlukan pembatasan olahraga seperti pada PJK dan retinopati. Tapi secara umum, agaknya diterima pendapat (walau alasan kurang jelas) sebaiknya tidak melakukan olahraga yang berat kalau sudah disertai komplikasi nefropati.Bagi diabetes melitus yang disertai kehilangan rasa pada kaki (neuropati perifer) dianjurkan untuk menghindari olahraga yang bersifat weight bearing exercise atau olahraga yang mengandalkan kaki, seperti olahraga di atas treadmill atau alat jalan listrik, jalan kaki dalam waktu yang lama, jogging dan naik tangga. Olahraga yang dianjurkan antara lain renang, bersepeda, dan dayung.Untuk mendapatkan keamanan dan kenyamanan berolahraga, maka setelah malakukan evaluasi terhadap komplikasi-komplikasi yang mungkin timbul tadi, juga perlu dilakukan persiapan yang teliti. Setiap aktivitas olahraga harus selalu diawali pemanasan (warming up), dan diakhiri dengan pendinginan (cooling down), masing-masing dengan waktu 5-10 menit.Pemanasan dapat dilakukan dengan low grade intensity aerobic exercise misalnya jalan kaki atau bersepeda, dan selanjutnya diikuti dengan stretching otot-otot yang nantinya aktif dilatih selama 5-10 menit. Pendinginan dimaksudkan untuk mengembalikan denyut jantung ke keadaan sebelum olahraga dilakukan.Persiapan untuk mencegah timbulnya lecet kaki waktu berolahraga juga sangat penting. Ini terutama untuk mencegah timbulnya komplikasi kaki diabetik, yaitu kaki yang membusuk karena infeksi yang tidak dapat diobati. Untuk hal ini perlu diperhatikan pemilihan sepatu olahraga, penggunaan kaos kaki khusus, pemakaian jeli silika atau kaos kaki poliester untuk perlindungan kaki.Selain itu juga dianjurkan mengkonsumsi cairan secukupnya sebelum dan selama latihan untuk mengganti cairan yang hilang. Terakhir, kalau selama olahraga penderita diabetes mengalami kelemahan atau kekurangan tenaga yang berarti, itu tandanya terjadi hipoglikemia atau penurunan kadar glukosa darah. Karena itu setiap olahraga, jangan lupa membawa gula-gula manis dan makanlah kalau merasakan hipoglikemi tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar